duluaku berfikir bahwa tarekat sufi adalah sebuah golongan atau sekte dengan banyak golongan, karena memang banyak sekali tarekat sufi, akan tetapi padahal semua itu satu, sedang banyak itu hanya nisbat kepada pendirinya jadi sanad mata rantainya shohih, contoh saja ada badawiyah, Syeikh Ahmad Al Badawy murid Syeikh Abdul Qadir al syeikh Abdul Qodir al Jaelani sendiri
Muwahhidun, yakni Hafsiyyah di Tunisia kemudian tumbuh subur di Mesir dan Timur dekat kekuasaan dinasti Mamluk. 3. Silsilah dalam tarekat Syadziliyah Syadziliyah adalah salah satu tarekat yang diakui kebenarannya al- Muโtabarah, karena silsilah As-Syadzili adalah bersambung muttasil sampai Rasullulah SAW. Silsilahnya adalah Quthbul Muhaqqiqin Sultanul Auliyaโ Syaikh Sayyid Abul Hasan As-Syadzili dari Syaikh Sayyid Abdus Salam Ibn Masyisy dari Quthbus Syarif Abdur Rahman Al-Hasan dari Qut hbul Auliyaโ Taqiyuddin Al-Faqair As-Sufi dari Syaikh Fakhruddin dari Syaikh Qutb Nuuddin Ali dari Syaikh Quthb Tajuddin Muhammad dari Syaikh Quthb Zainuddin Al-Qazwini dari Syaikh Quthb Ibrahim Al-Bashri dari Syaikh Quthb Ahmad Al- Marwani dari Syaikh Saโid dari Syaikh Quthb Abu Muhammad Path Al- Saโudi dari Syaikh Quthb Saโid Al-Ghazwani dari Syaikh Quthb Abu Muhammad Jabir dari Awwalul Aqthab Sayyid As-Syarif Al-Hasan ibn Ali dari Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib dari Sayyidina Muhammad SAW. 33 4. Ajaran dan Amalan Dalam Tarekat Syadziliyah Menurut H. Purwanto Buchori 34 , pokok-pokok dasar ajaran tarekat Syadziliyah adalah 1. Taqwa kepada Allah SWT lahir batin, yaitu secara konsisten istiqomah, sabar, dan tabah dalam menjalankan segala perintah Allah 33 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf. Surabaya IMTIYAZ, 2011, hal. 260-261 34 Purnawan Buchori, Manaqib Sang Quthub Agung. Tulungagung, Jawa Timur Pondok PETA, 2007, SWT serta menjauhi semua larangan-laranganNya dengan berperilaku waroโ berhati-hati terhadap semua yang haram, makruh, maupun syubhat, baik ketika sendiri maupun pada saat dihadapan orang lain. 2. Mengikuti sunnah-sunnah Rasullulah SAW dalam ucapan dan perbuatan, yaitu dengan cara selalu berusaha sekuat-kuatnya untuk senantiasa berucap dan beramal seperti yang telah dicontohkan Rasullulah SAW, serta selalu waspada agar senantiasa menjalankan budi pekerti luhurakhlaqul karimah. Di sisi lain, menurut K. H. Aziz Masyhuri 35 ajaran-ajaran dan amalan dalam tarekat Syadziliyah adalah sebagai berikut Pertama Istighfar Maksud dari istighfar adalah memohon ampun kepada Allah dari segala dosa yang telah dilakukan seseorang. Esensi istighfar adalah tobat dan kembali kepada Allah, kembali dari hal-hal yang tercela menuju hal-hal yang terpuji. Kedua Shalawat Nabi Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk memohon rahmat dan karunia bagi Nabi SAW agar pembacanya juga mendapatkan balasan limpahan rahmat dari Allah SWT. Ketiga Dzikir Dzikir adalah perintah Allah pertama kali yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Muhammad, ketika ia menyepi khalwat di gua Hiraโ. Dzikir yang diamalakan ahli tarekat Syadziliyah adalah dzikir nafi itsbat yang 35 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf. Surabaya IMTIYAZ, 2011, hal. 262-271 berbunyi โ la ilaha illa Allah โ, dan diakhiri dengan mengucapkan โ Sayyiduna Muhammad Rasulullah SAW โ, dan diamalkan pula dzikir ism dzat yang dengan mengucap dzikir nafi itsbat yang dibunyikan secara perlahan dan dibaca panjang, dengan mengingat maknanya yaitu tiada dzat yang dituju kecuali hanyalah Allah, dibaca sebanyak tiga kali, dan diakhiri dengan mengucapkan โ Sayyidina Muhammad rasulullah SAW โ. Kemudian diteruskan dzikir nafi itsbat tersebut sebanyak seratus kali. Keempat Wasilah 36 dan Rabithah 37 Dalam tradisi tarekat Syadziliyah, orang-orang yang dipandang paling dekat dengan Allah adalah Nabi Muhammad SAW, kemudian disusul para nabi lain, al- khulafaโ al-rasyidun, tabiโin, tabiโ al-tabiโin, dan masyayikh atau para mursyid. Diantara bentuk-bentuk tawassul yang diajarkan dan biasa dilakukan pada tarekat Syadziliyah adalah membaca surat al-fatihah yang ditujukan kepada arwah suci arwah al-muqaddasah dari Nabi Muhammad saw sampai mursyid yang mengajar atau menalqin dzikir. Adapun rabithah yang dipraktekkan dalam tarekat Syadziliyah adalah dengan menyebut ism dzat , yaitu lafadz โ Allah, Allah โ dalam hati. 36 Wasilah atau tawassul artinya adalah segala sesuatu yang dengannya dapat mendekatkan pada yang lain. Dalam tarekat, wasilah adalah upaya yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah atau cara yang dilakukan agar pendekatan diri kepada Allah dapat segera berhasil. 37 Rabithah adalah menghubungkan ruhaniyah seorang murid kepada guru atau mursyidnya. Kelima Wirid 38 Adapun wirid yang dianjurkan adalah penggalan ayat al- Qurโa surat at- Taubah9 128-129 dan wirid ayat Kursi yang dibaca minimal 11 kali setelah shalat fardlu. Dan wirid-wirid lain, yang antara murid yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda sesuai dengan kebijaksanaan mursyid. Keenam Adab etika murid Adab murid dapat dikategorikan ke dalam empat hal, yaitu adab murid kepada Allah, adab murid kepada mursyidnya, adab murid kepada dirinya sendiri dan adab murid kepada ikhwan dan sesam muslim. Ketujuh Hizib 39 Hizib yang diajarkan tarekat Syadziliyah jumlahnya cukup banyak, dan setiap murid tidak menerima hizib yang sama, karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhaniyah murid sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun hizib-hizib tersebut antara lain hizib al- Asyfaโ, hizib al-Aafi atau al-Autad , hizib al-Bahr , hizib al-Baladiyah , atau al-Birhatiyah , hizib al-Barr , hizib an-Nasr , hizib al-Mubarak , hizib as-Salamah , hizib an-Nur , dan hizib al- Kahfi . Hizib-hizib tersebut tidak boleh diamalkan oleh semua orang, kecuali telah mendapat izin atau ijazah dari mursyid atau seorang murid yang ditunjuk mursyid untuk mengijazahkannya. 38 Wirid adalah suatu amalan yang harus dilaksanakan secara terus menerus istiqamah pada waktu-waktu tertentu, seperti setiap selesai mengerjakan shalat lima waktu, sepertiga malam yang akhir, pagi atau sore atau waktu-waktu tertentu lainnya. 39 Hizib adalah suatu doa yang cukup panjang, dengan lirik dan bahasa yang indah yang disusun seorang ulama besar. Kedelapan Zuhud Pada hakikatnya, zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan. Mengamalkan tarekat tidak harus meninggalkan kepentingan duniawi secara lahiriah. Keesembilan Uzlah dan Suluk Uzlah adalah mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat atau khalayak ramai, untuk menghindarkan diri dari godaan-godaan yang dapat mengotori jiwa, seperti menggunjing, mengadu domba, bertengkar, dan memikirkan keduniaan. Dalam pandangan Syadziliyah, untuk mengamalkan tarekat seorang murid tidak harus mengasingkan diri uzlah dan meninggalkan kehidupan duniawi al-zuhud secara membabi buta. Suluk adalah suatu perjalanan menuju Tuhan yang dilakukan dengan berdiam diri di pondok atau zawiyah. Suluk di pondok pesulukan dalam tradisi tarekat Syadziliyah dipahami sebagai pelatihan diri training centre untuk membiasakan diri dan menguasai kata hatinya agar senantiasa mampu mengingat dan berdzikir kepada Allah, dalam keadaan bagaimana, kapan, dan dimanapun. Adapun amalan-amalan yang diajarkan tarekat Syadziliyah adalah membaca istighfar, membaca shalawat Nabi, membaca dzikir yang didahului dengan wasilah dan rabithah. Juga membaca hizib, antara lain hizib al- Asyfaโ, al-Aafi atau al-Autad , al-Bahr , hizib al-Baladiyah , atau al-Birhatiyah , al-Barr , hizib an-Nasr , hizib al-Mubarak , hizib as-Salamah , an-Nur , al-Falah , al-Lutf , al-Jalalah , ad-Dairah dan al-Kahfi . 40 Dari beberapa uraian tentang ajaran-ajaran dan amalan dalam tarekat Syadziliyah, maka penulis menyimpulkan bahwa ajaran-ajaran dan amalan dalam tarekat Syadziliyah itu adalah istighfar, shalawat Nabi, dzikir, wasilah dan rabithah, wirid, adab, hizib, zuhud, uzlah dan suluk. C. Remaja
TarekatShiddiqiyyah; Tarekat Syadziliyah; Tarekat Syattariyah; Tarekat Tijaniyah; Dan lain sebagainya.. Tumbuhnya tarekat dalam Islam bersamaan dengan kelahiran agama Islam yaitu sejak Nabi Muhammad Saw. diutus menjadi Rasul. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Nabi Muhammad Saw. sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan
Surabaya, Brebes, Jombang, Madiun, Jabodetabek, Purwakarta, Karawang, Jember, Jepara, dan Kalimantan Timur. 3 4. Silsilah dalam tarekat Syadziliyah di pondok pesulukan tarekat agung PETA Tulungagung Rantai silsilah atau sanad tarekat ini mulai dari Syekh Shalahuddin bin Abdul Djalil sampai kepada Syekh Abul Hasan Asy Syadzili adalah sebagai berikut 1. K. H. Charir Sholahuddin bin Abdul Djalil Mustaqim dari ayahanda beliau, 2. Syekh abdul Djalil bin Mustaqim dari ayahanda beliau, 3. Syekh Mustaqim bin Husain dari, 4. Syekh Abdur Rozaq bin Abdillah at Turmusi dari 5. Syekh Ahmad, Ngadirejo, Solo dari, 6. Sayyidisy Syekh Ahmad Nahrowi Muhtarom al Jawi Tsummal Makky dari, 7. Sayyidisy Syekh Muhammad Sholih al Mufti al Hanafi al Makky dari, 8. Sayyidisy Syekh Muhammad Ali bin Thohir al Watri al Hanafi al Madani dari, 9. Sayyidisy Syekh al Allamah asy Syihab Ahmad Minnatulloh al Adawi asy Syabasi al Azhary al Mishry al Maliky dari, 10. Sayyidisy Syekh Yusuf al Arif Billah Muhammad al Bahiti dari, 11. Sayyidisy Syekh Yusuf asy Syabasi adh Dhoriri dari, 3 Ibid ., hal. 16-18 12. Al Ustad Sayyid Muhammad ibnul Qosim al Iskandary al Maโruf ibnus Shobagh dari, 13. Syekh alโAllamah Sayyid Muhammad bin Abdul Baqiโ az Zurqoni al Maliky dari, 14. Sayyidisy Syekh an Nur Ali bin Abdurrohman al Ajhuri al Mishry al Maliky dari, 15. Sayyidisy Syekh al Allamah Nuruddin Ali bin Abi Bakri al Qorofi dari, 16. Syekh al Hafidh al Burhan Jamaluddin Ibrohim bin Ali bin Ahmad al Qurosyi asy Syafiโi al Qolqosyandi dari, 17. Syekh al Allamah asy Syihab Taqiyyuddin Abil Abbas Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar al Muqdisi asy Syahir bil Wasithi dari, 18. Syekh al Allamah Shodruddin Abil Fatkhi Muhammad bin Muhammad bin Ibrohim al Maidumi al Bakry al Mishry dari, 19. Syekh al Quthubuz Zaman Sayyid Abul Abbas Ahmad bin Umar al Anshori al Mursi dari, 20. Quthbul Muhaqqiqin Sulthonil Auliyaโis Sayyidinasy Syekh Abil Hasan Ali asy Syadzily. 4 5. Ajaran dan amalan tarekat Syadiliyah di Tulungagung Dalam ajaran dan amalan tarekat Syadziliyah sejatinya tidak jauh berbeda dengan ajaran dan amalan tarekat-tarekat yang ada di Indonesia. Semuanya mengajarkan amalan yang mengarahkan kepada ibadah amaliyah yang bersifat pendekatan diri kepada Allah dengan memperbanyak dzikir 4 Purnawan Buchori, Manaqib Sang Quthub Agung. Tulungagung, Jawa Timur Pondok PETA, 2007, dan shalawat. Namun secara detail, pokok-pokok dasar ajaran tarekat Syadziliyah sebagai berikut 1. Taqwa kepada Allah SWT lahir batin, yaitu secara konsisten istiqomah, sabar, dan tabah selalu menjalankan segala perintah Allah SWT serta menjauhi semua larangan-larangan-Nya dengan berlaku waroโ berhati-hati terhadap semua yang haram, makruh, maupun syubhat, baik ketika sendiri maupun pada saat dihadapan orang lain. 2. Mengikuti sunah-sunah Rasulullah SAW dalam ucapan dan perbuatan, yaitu dengan cara selalu berusaha sekuat-kuatnya untuk senantiasa berucap dan beramal seperti yang telah dicontohkan Rasulullah SAW, serta selalu waspada agar senantiasa menjalankan budi pekerti luhur akhlaqul karimah. 3. Mengosongkan hati dari segala sesuatu selain Allah SWT, yaitu dengan cara tidak memedulikan makhluk dalam kesukaan atau kebencian mereka diiringi dengan kesabaran dan berpasrah diri kepada Allah SWT tawakal. 4. Ridho kepada Allah, baik dalam kekurangan maupun kelebihan, yaitu dengan senantiasa ridho, ikhlas, qanaโah tidak rakus, nrimo ing pandum , dan tawakal dalam menerima pemberian Allah SWT, baik ketika pemberian itu sedikit atau banyak, ringan atau berat, dan sempit atau lapang. 5. Kembali kepada Allah dalam suka maupun duka, yaitu dengan cara secepatnya โberlariโ dan kembali kepada Allah SWT dalam segala keadaan, baik dalam suasana suka maupun duka. Kelima pokok ajaran tarekat Syadziliyah di atas, bertumpu pula pada lima pokok berikut 1. Memiliki semangat tinggi, karena dengan semangat yang tinggi, maka akan naik pula tingkatan derajat seseorang. 2. Berhati-hati atau waspada terhadap segala yang haram, karena barang siapa yang meninggalkan yang diharamkan, maka Allah SWT akan menjaga pula kehormatannya. 3. Baik dalam khidmat bakti sebagai hamba, karena barang siapa yang menjaga kebaikan dan kebenaran dalam taatnya kepada Allah SWT, niscaya akan tercapailah tujuannya dalam menuju kebesaran dan kemuliaanNya. 4. Menunaikan segala yang difardhukan, karena barang siapa yang melaksanakan tugas kewajibannya dengan baik, niscaya akan bahagialah hidupnya. 5. Menghargaimenjunjung tinggi nikmat-nikmat dari Allah SWT, karena barang siapa menjunjung tinggi nikmat kemudian mensyukurinya, maka dia akan menerima tambahan-tambahan nikmat yang lebih besar. Selain ajaran-ajaran yang disampaikan, pengikut tarekat Syadziliyah juga dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan yang sesuai dengan pokok-pokok ajaran tarekat. 5 B. Temuan Penelitian
Salahsatu mursyid tarekat Syadziliyah ini dikenal juga menelorkan banyak ulama yang mumpuni. Mbah Dalhar dilahir kan pada 10 Syawal 1286 H atau 10 Syawal 1798 - Je (12 Januari 1870 M) di Watucongol, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Penabalan itu diiringi dengan bai'ah dan pemberian silsilah tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Nabi
Khalidiyah. Tarekat-tarekat inilah antara lain yang banyak berkembang di Jawa. Dari beberapa penjelasan tentang definisi tarekat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tarekat adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan tujuan untuk wushul sampai kepada-Nya. 2. Sejarah Tarekat Syadziliyah Nama pendirinya yaitu Abu Hasan Ali Asy-Syadzili, yang dalam sejarah keturunannya dihubungkan orang dengan keturunan dari Hasan anak Ali bin Thalib, dan dengan demikian juga keturunan dari Siti Fatimah anak perempuan dari Nabi Muhammad saw. Ia lahir di Amman, salah satu desa kecil, di Afrika, dekat desa Mensiyah, dimana hidup seorang wali sufi Abdul Abbas Al-Marsi, seorang yang tidak asing lagi namanya dalam dunia tasawuf, kedua desa itu terletak didaerah Maghribi. Syadzili lahir kira-kira dalam tahun 573 H. Orang yang pernah bertemu dengan dia menerangkan, bahwa Syadzili mempunyai perawakan badan yang menarik, bentuk muka yang menunjukkan keimanan dan keikhlasan, warna kulitnya yang sedang serta badannya agak panjang dengan bentuk mukanya yang agak memanjang pula, jari-jari langsing seakan- akan jari-jari orang Hijaz. Menurut Ibn Sibagh bentuk badannya itu menunjukkan bentuk seorang yang penuh dengan rahasia-rahasia hidup. Pendapat ini sesuai dengan pendapat AbulโAzaโim, ringan lidahnya, enak didengar ucapan-ucapannya, sehingga kalau ia berbicara, pembicaraannya itu mempunyai pengertian yang dalam. 28 28 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat. Jakarta CV. Ramadhani, 1986, hal. 305 Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili adalah salah satu tokoh sufi abad ke tujuh Hiriyah yang menempuh jalur tasawuf searah dengan al-Ghazali, yakni suatu tasawuf yang berlandaskan kepada al- Qurโan dan al-Sunnah, mengarah pada asketisisme, pelurusan jiwa dan pembinaan moral. Menurut al-Syadzili, zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia, karena pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan al-Syadzili sehingga tidak ada larangan bagi seorang salik untuk menjadi konglomerat, asalkan hatinya tidak tergantung pada harta yang dimilikinya. Sejalan dengan itu pula, bahwa seorang salik tidak harus memakai baju lusuh yang tidak berharga, yang akhirnya hanya akan menjatuhkan martabatnya. Walaupun al-Syadzili sebagai mursyid guru tarekat tarekat, diceritakan bahwa beliau adalah orang yang kaya raya secara aterial, tetapi tidak terbesit sedikitpun keinginan didalam hatinya terhadap harta dunia. 29 Syadzili termasuk salah seorang sufi yang luar biasa, seorang tokoh sufi terbesar, yang dipuja dan dipuji di antaranya oleh wali-wali kebatinan dalam kitab-kitabnya, baik karena kepribadiannya maupun karena fikiran dan ajaran- ajarannya. Hampir tidak ada kitab tasawuf yang tidak menyebutkan namanya dan mempergunakan ucapan-ucapan yang penuh dengan rahasia dan hikmah untuk mengutarakan sesuatu uraian atau pendirian. Tarekat Syadziliyah memulai keberadaannya di bawah salah satu dinasti al-Muwahhidun, yakni Hafsiyyah di Tunisia. Tarekat ini kemudian berkembang dan tumbuh subur di Mesir dan Timur dekat di bawah kekuasaan 29 M. Saifuddin Zuhri, Tarekat Syadziliyah Dalam Perspektif Perilaku Perubahan Sosial. Yogyakarta Teras, 2011, hal. 6 dinasti Mamluk. Dalam hal ini yang menarik, sebagaimana dicatat oleh Victor Danner dalam Sri Mulyati 30 , bahwa meskipun tarekat ini berkembang pesat di daerah Timur Mesir, namun awal perkembangannya adalah dari Barat Tunisia. Dengan demikian, peran daerah Maghrib dalam kehidupan spiritual tidak sedikit. 31 Sepeninggal al-Syadzili, kepemimpinan tarekat ini diteruskan oleh Abu al- Abbas al-Mursi yang ditunjuk langsung olehal-Syadzili. Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Ali al-Anshari al-Mursi, terlahir di Murcia, spanyol pada 616H-1219M, dan meninggal pada 686H1287M di Alexandria. Di kota kelahirannya itu, juga lahir sufi dan ulama terkenal Ibn al- Arabi dan Ibn Sabโin yang terakhir ini dilahirkan hanya beberapa tahun sebelum al-Mursi. Al- Mursi termasuk murid yang memiliki kualitas spiritual paling tinggi dibandingkan ikhwan-ikhwan yang lainnya. 32 Dari beberapa uraian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa tarekat Syadziliyah merupakan suatu aliran dalam tarekat yang didirikan oleh Syeikh Abu Hasan Al Asy-Syadzili. Beliau merupakan salah satu tokoh sufi pada abad ke tujuh Hijriyah yang menempuh jalur tasawuf searah dengan al- Ghazali, yakni suatu tasawuf yang berlandaskan pada al- Qurโan dan as-Sunnah dimana mengarah pada asketisisme, pelurusan jiwa, dan pembinaan moral. Tarekat Syadziliyah memulai keberadaannya di bawah salah satu dinasti al- 30 Sri Mulyati. Mengenal Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia . Jakarta Prenada Media, 2004, hal. 65 31 Ibid ., hal. 65 32 Ibid ., hal. 67 Muwahhidun, yakni Hafsiyyah di Tunisia kemudian tumbuh subur di Mesir dan Timur dekat kekuasaan dinasti Mamluk. 3. Silsilah dalam tarekat Syadziliyah
BABIII KONTEKS SOSIAL KEMUNCULAN TAREKAT SYADZILIYAH B. Dinamika Sosial yang Mempengaruhi Ajaran Tarekat Syadziliyah al-2. Lingkungan. 60 . Kami (Muhammad) di hari Furqaan, 22 Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Suasana Pembaiatan Tarekat Syadziliyah Maulana Syekh Abdul Munโim bin Abdul Aziz bin Al Ghumari didampingi Khodim Zawiyah Arraudhah Muhammad Danial Nafis kepada peserta Halaqoh Shufiyah Wa Khotmul Kitab di Zawiyah Arraudhah, Jalan Tebet Barat VIII, No 50, Jakarta Selatan, 11-14 Mei 2017. Kajian kitab Al Anwaru Qudsiyah dan Taโrif Muโtasi Bi Ahwali Nafsi karya Syekh Abdul Azis bin Muhammad bin Shidiq Al Ghumari Al Hasani QS Foto Sebagaimana tarekat muktabarah lainnya, tarekat Syadziliyah juga bersumber dari Rabb al-Izzah Rabb al-Alamin. Ajaran tarekat, atau jalan, atau cara, atau metode menuju kepada Allรขh Swt tersebut kemudian disampaikan kepada Rasulullah Saw melalui malaikat Jibril As. Selanjutnya, oleh Rasulullah Saw metode itu lalu diajarkan kepada beberapa sahabat beliau. Oleh sahabat-sahabat beliau, tarekat kemudian diajarkan kepada para muridnya. Lalu, oleh muridnya itu kemudian diajarkan kepada muridnya pula. Demikian seterusnya, turun-temurun sampai akhirnya kepada Syaikh Abdus Salam bin Masyisy. Semenjak dari Rasulullah Saw sampai kepada Syaikh Abdus Salam, dalam kurun waktu sekitar 600 tahun, metode tersebut diajarkan dalam lingkup yang masih sangat terbatas. Tidak banyak orang yang bisa mengetahui dan mengenalnya. Di samping itu, selama itu pula ajaran tersebut masih belum memiliki nama atau sebutan. Selanjutnya, oleh Syaikh Abdus Salam, ajaran tersebut kemudian diajarkan kepada Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili. Setelah ajaran ini diterima oleh Syaikh Abu al-Hasan, lalu oleh beliau, selang beberapa tahun kemudian, ajaran ini dikembangkan dan disebarluaskan kepada masyarakat umum berikut dengan ajaran-ajaran tasawufnya. Oleh karena itu, di kemudian hari murid-murid beliau mengaitkan ajaran tarekat tersebut dengan nama beliau dengan sebutan tarekat Syadziliyah. Pada masa Syaikh Abu al-Hasan, terutama setelah beliau bermukim di Mesir, ajaran tarekat ini berkembang dengan amat pesat. Tarekat ini pun menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sampai kini, tarekat ini banyak memiliki pengikut di sebagian besar negara-negara di Afrika Utara, Kenya, Tanzania Tengah, sampai negara-negara di Amerika Barat dan Amerika Utara, serta negara-negara di Asia, termasuk Srilanka, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Sepeninggal Syaikh Abu al-Hasan, kekhalifahan tarekat ini kemudian dilanjutkan oleh murid terkemuka beliau bernama Syaikh Syihabuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Umar al-Anshari al-Mursi al-Syadzili atau lebih dikenal dengan nama Syaikh Abu al-Abbรขs al-Mursรฎ w. 686 H./1288 M.. Di masa hidupnya, Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi banyak memiliki murid masyhur yang amat berpengaruh dalam dunia Islรขm, di antaranya Shahibul Hikam Syaikh Ibnu Athaโillah as-Sakandari w. tahun 709 H./1309 M., Syaikh Yaqut al-Arsyi w. 732 H./1331 M., Syaikh Abu al-Fath al-Maidumi, Shahibul Burdah Syaikh Muhammad bin Saโid al-Bushiri wafat 649 H./1295 M., dan Syaikh Najmuddin al-Isfahani w. 721 H./1321 M.. Tiga nama pertama di atas, yaitu Syaikh Ibnu Athaโillah, Syaikh Yaqut al-Arsyi, dan Syaikh Abu al-Fath al-Maidumi di kemudian hari menggantikan kedudukan Syaikh Abu al-Abbรขs al-Mursรฎ sebagai khalifah tarekat Syadziliyah. Tarekat Syadziliyah yang dibawa oleh Syaikh Ibnu Athaโillah, secara umum lebih banyak berkembang ke wilayah barat Mesir, mulai dari kota Iskandaria sampai ke negara Libya, Aljazair, Tunisia, dan Maroko. Selain itu juga ke sebagian besar negara-negara berpenduduk muslim lainnya di daerah Afrika Barat, hingga sampai ke Spanyol dan beberapa negara lainnya di Eropa dan Amerika. Sedangkan perkembangan tarekat Syadziliyah yang dibawa Syaikh Yaqut al-Arsyi lebih mendominasi wilayah dalam negeri Mesir sendiri dan negara-negara di sebelah selatannya, seperti Sudan, Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Tanzania, hingga ke daerah timur Mesir, antara lain Yordania, Syiria, Turki, Irak, Iran, ke utara sampai ke semenanjung Balkan. Sementara itu, dakwah Syaikh al-Maidumi mendapat sambutan hangat di wilayah jazirah Arab, terutama di dua kota suci, Mekah dan Madinah. Justru dari kedua kota inilah pada akhirnya tarekat Syadziliyah menyebar dengan pesat ke negara-negara timur, mulai dari India, Pakistan, Afganistan, hingga sampai ke Malaysia dan Indonesia. Dari jalur Syaikh al-Maidumi inilah silsilah tarekat Syadziliyah sampai ke Indonesia, Manaqib Sang Quthub Agung, halaman 77-79. Pokok-pokok Ajaran Tarekat Syadiliyah 1. Taqwa kepada Allรขh Swt. lahir batin, yaitu secara konsisten istiqamah, sabar, dan tabah selalu menjalankan segala perintah Allรขh Swt. serta menjauhi semua larangan-Nya dengan berlaku waraโ berhati-hati terhadap semua yang haram, makruh, maupun syubhat, baik ketika sendiri maupun pada saat di hadapan orang lain. 2. Mengikuti sunnah-sunnah Rasรปlullรขh Saw. dalam ucapan dan perbuatan, yaitu dengan cara selalu berusaha sekuat-kuatnya untuk senantiasa berucap dan beramal seperti yang telah dicontohkan Rasรปlullรขh Saw., serta selalu waspada agar senantiasa menjalankan budi pekerti luhur akhlakul karimah. 3. Mengosongkan hati dari segala sesuatu selain Allรขh Swt., yaitu dengan cara tidak mempedulikan makhluk dalam kesukaan atau kebencian mereka diiringi dengan kesabaran dan berpasrah diri kepada Allรขh Swt. tawakkal. 4. Ridha kepada Allรขh baik dalam kekurangan maupun kelebihan, yaitu dengan cara senantiasa ridha, ikhlas, qanaโah tidak rakus, nrimo ing pandum Jawa, dan tawakkal dalam menerima pemberian Allรขh Swt., baik ketika pemberian itu sedikit atau banyak, ringan atau berat, maupun sempit atau lapang. 5. Kembali kepada Allรขh dalam suka maupun duka, yaitu dengan cara secepatnya berlari kembali kepada Allรขh Swt. dalam segala keadaan, baik dalam suasana suka maupun duka. Kelima pokok tersebut bertumpu pada lima pokok berikut ini Memiliki semangan tinggi, karena dengan semangat yang tinggi, maka akan naik pula tingkat derajat terhadap segala yang haram, karena barang siapa yang meninggalkan segala yang diharamkan, maka Allรขh Swt. akan menjaga pula dalam khidmat/bakti sebagai hamba, karena barang siapa yang menjaga kebaikan dan kebenaran dalam taatnya kepada Allรขh Swt., niscaya akan tercapailah tujuannya dalam menuju kepada kebesaran dan segala yang difardhukan, karena barang siapa yang melaksanakan tugas kewajibannya dengan baik, niscaya akan bahagia dan menjunjung tinggi nikmat-nikmat dari Allรขh Swt., karena barang siapa yang menjunjung tinggi nikmat Allรขh, kemudian mensyukurinya, maka dia akan menerima tambahan-tambahan nikmat yang lebih besar. Kaifiyah Zikir Syadziliyah Membaca surat al-Fatihah dan ditujukan kepada Nabi Muhammad surat al-Fatihah dan ditujukan kepada Syaikh Abu al-Hasan al-SyadziliMembaca surat al-Fatihah dan ditujukan para silsilah guru mursyid tarekat SyadziliyahBeristighfar sebanyak 100 kaliMembaca shalawat Syadziliyah sebanyak 100 kali. Berikut ini bacaan shalawat tersebut ุงูููู
ุตูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุนูุจูุฏููู ููุฑูุณููููููู ุงููููุจูููู ุงููุฃูู
ููููู ููุนูููู ุฃููููู ููุตูุญูุจููู ููุณููููู
ู ุชูุณูููููู
ูุง ุจูููุฏูุฑู ุนูุธูู
ูุฉู ุฐูุงุชููู ูููู ููููู ููููุชู ููุญููููู Membaca Lรข Ilรขha Illalรขh sebanyak 100 kalimat berikut ini sekali. ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู Selanjutnya membaca doโa berikut ini ุจูุณูู
ู ุงูููู ุงูุฑููุญูู
ููู ุงูุฑููุญูููู
ู. ุงููุญูู
ูุฏู ููููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ููููู. ููุงูุตููููุงุฉู ููุงูุณููููุงู
ู ุนูููู ุฃูุดูุฑููู ุงููู
ูุฑูุณููููููู. ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ููุนูููู ุฃููููู ููุตูุญูุจููู ุฃูุฌูู
ูุนููููู. ุญูู
ูุฏูุง ููููุงูููู ููุนูู
ููู ููููููุงููุฆู ู
ูุฒูููุฏููู . ููุง ุฑูุจููููุง ูููู ุงููุญูู
ูุฏู ููู
ูุง ููููุจูุบููู ููุฌูููุงูู ููุฌููููู ููุนูุธูููู
ู ุณูููุทูุงูููู. ุงูููู
ุตูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุตูููุงุฉู ุชูููุฌูููููุง ุจูููุง ู
ููู ุฌูู
ูููุนู ุงููุฃูููููุงูู ููุงููุฃูููุงุชูุ ููุชูููุถููู ููููุง ุฌูู
ูููุนู ุงููุญูุงุฌูุงุชูุ ููุชูุทููููุฑูููุง ุจูููุง ู
ููู ุฌูู
ูููุนู ุงูุณูููููุฆูุงุชูุ ููุชูุฑูููุนูููุง ุจูููุง ุนูููุฏููู ุฃูุนูููู ุงูุฏููุฑูุฌูุงุชูุ ููุชูุจููููุบูููุง ุจูููุง ุฃูููุตูู ุงููุบูุงููุงุชู ู
ููู ุฌูู
ูููุนู ุงููุฎูููุฑูุงุชู ููู ุงููุญูููุงุฉู ููุจูุนูุฏู ุงููู
ูู
ูุงุชู. ุงูููู
ุฃูููุชู ู
ูููุตูููุฏููู ููุฑูุถูุงูู ู
ูุทูููููุจููู ุฃูุนูุทููููู ู
ูุญูุจููุชููู ููู
ูุนูุฑูููุชููู. ุงูููู
ุงููุชูุญู ูููู ุจูููุชูููุญู ุงููุนูุงุฑููููููู. ุงูููู
ุงุฎูุชูู
ู ููููุง ุจูุฎูุงุชูู
ูุฉู ุงูุณููุนูุงุฏูุฉู. ููุงุฌูุนูููููุง ู
ููู ุงูููุฐููููู ุณูุจูููุชู ููููู
ู ุงููุญูุณูููู ููุฒูููุงุฏูุงุชู . ุจูุฌูุงูู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฐูู ุงูุดููููุงุนูุฉู. ููุนูููู ุฃููููู ููุตูุญูุจููู ุฐูููู ุงูุณููููุงุฏูุฉู. ููุณููููุฏูููุง ุฃูุจูู ุงููุนูุจููุงุณู ุงููุฎูุถูุฑู ุจูููููุง ุจููู ู
ูููููุงูู ุฐูู ุงููุงูุณูุชูููุงู
ูุฉู. ุณููููุฏูููุง ุงููุบูููุซู ุงููุฃูุนูุธูู
ู ุงูุดููููุฎู ุนูุจูุฏู ุงููููุงุฏูุฑู ุงููุฌูููููุงูููู ุฐูู ุงููููุฑูุงู
ูุฉู. ุฑูุจููููุง ุงูููุฑูุบู ุนูููููููุง ุตูุจูุฑูุง ููุซูุจููุชู ุฃูููุฏูุงู
ูููุง ููุงููุตูุฑูููุง ุนูููู ุงููููููู
ู ุงููููุงููุฑููููู. ุฑูุจููููุง ุขุชูููุง ููู ุงูุฏููููููุง ุญูุณูููุฉู ููููู ุงููุฃูุฎูุฑูุฉู ุญูุณูููุฉู ููููููุง ุนูุฐูุงุจู ุงููููุงุฑู. ููุตููููู ุงูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ููุนูููู ุฃููููู ููุตูุญูุจููู ููุณููููู
ู. ุณูุจูุญูุงูู ุฑูุจูููู ุฑูุจูู ุงููุนูุฒููุฉู ุนูู
ููุง ููุตููููููู ููุณูููุงู
ู ุนูููู ุงููู
ูุฑูุณููููููู ููุงููุญูู
ูุฏู ููููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ููููู. ุงููุงุชุญุฉ Durrah al-Sรขlikรฎn, tanpa tahun, halaman 8-12 Di samping amalan zikir di atas, dalam tarekat Syadziliyah juga diajarkan beberapa bacaan hizb wirid seperti hizb Nashr, hizb Bahr, dan hizb Nawawi. Sumber
rantaisilsilah tarekat syadziliyah di pondok peta adapun rantai silsilah tarekat syadziliyah di pondok pesulukan tarekat agung peta tulungagung adalah sebegai berikut: 7 a syekh charir sholahuddin bin abdul djalil mustaqim dari ayahanda beliau, b syekh abdul djalil bin mustaqim dari ayahanda beliau, c syekh mustaqim bin husain dari, d syekh
๏ปฟ1. Tarekat syadzili dinisbatkan pada nama sufi besar, yaitu Abu Hasan As-Syadzili. Nama lengkapnya adalah Syaikh Abu Al-Hasan Ali Ibn Abdullah Ibn Abdul Jabbar As-Syadzili. Silsilah dari keturunannya sangat mempunyai hubungan dengan orang-orang garis keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan dengan demikian berarti juga keturunan Siti Fatimah, anak perempuan Nabi Muhammad SAW. Al-Syadzili sendiri pernah menuliskan silsilah keturunannya sebagai berikut Ali bin Abdullah bin Abd. Jabbar bin Yusuf bin Ward bin Batthal bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
KitabSuluk RUMEKSO ING NAPAS Disusun oleh Muhammad Agung Priyokusumo Arif Muzayin Shofwan Dikeluarkan oleh "KOM
TarekatSyadziliyyah tak dapat dilepaskan hubungannya dengan pendirinya, yaitu Abu al-Hasan al-Syadzili. Selanjutnya nama tarekat ini dinisbatkan kepada namanya Syadziliyah yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan tarekat-tarekat yang lain. Secara lengkap nama pendirinya adalah 'Ali bin Abdullah bin Abd. Al Jabbar Abu al-Hasan al-Syadzili.
PAhX4wy. 6g4h4i67up.pages.dev/26g4h4i67up.pages.dev/1016g4h4i67up.pages.dev/2056g4h4i67up.pages.dev/386g4h4i67up.pages.dev/2486g4h4i67up.pages.dev/1496g4h4i67up.pages.dev/606g4h4i67up.pages.dev/876g4h4i67up.pages.dev/184
silsilah tarekat syadziliyah tulungagung